DELI SERDANG \||/ SUMATERA UTARA, WARTAONE.CO.ID — Sebelumnya keberadaan dua 'Markas' Judi tembak ikan serta judi Casino 'Satu Bendera' di Bakaran Batu Lubuk Pakam dan Pasar VII desa Manunggal Kabupaten Deli Serdang, sudah kerap naik ke pemberitaan di media lokal dan nasional, kembali bebas Beroperasi di tengah pemukiman penduduk, karena diduga pengelola memberikan 'Setoran Besar' dan diback up oleh Oknum 'berambut cepak'.
Diketahui, setelah berhasil mengelola bisnis judinya di Yanglim Plaza Medan, As3ng K4yu dengan nama panggilan 'AK' terus mengembangkan bendera 'sayapnya' di Deli Serdang.
Kali ini, pria yang disebut-sebut keturunan Tionghoa itu memilih Kabupaten Deli Serdang, tepatnya di jalan Bakaran Batu Lubuk Pakam dan Pasar VII desa Manunggal Deli Serdang, lokasi untuk menjalankan bisnis 'haramnya'.
Tak tanggung-tanggung, pengelola bekerja sama dengan rekan bisnisnya MS yang juga dikenal sebagai bos judi, lantas menyulap sebuah rumah Kosong dan lainnya tanah garapan dengan halaman luas sebagai markas judi. Disana, AK menyediakan berbagai jenis permainan untuk memanjakan para pecandu judi.
"Di lokasi pinggir jalan di Bakaran Batu Lubuk Pakam dan Pasar VII desa Manunggal Deli Serdang itu banyak permainan judinya, dari puluhan mesin tembak ikan, mesin judi Model Piala, dan mesin slot pun ada, Keduanya itu 'Satu Bendera alias pemilik nya sama," kata FN (51) warga Medan, yang sudah beberapa kali bermain judi di dua lokasi milik AK tersebut.
Dikatakan FN, sejak Beberapa waktu lalu beroperasi, lapak judi milik AK tersebut selalu ramai dikunjungi pemain, baik dari warga Deli Serdang, maupun warga Medan dan Serdang Bedagai.
"Kalau pemain jangan ditanya la bang, selalu ramai. Sudah macam Casino las Vegas," sambung FN.
Menurut informasi yang didapat oleh wartawan, lokasi markas judi di pinggir jalan di Bakaran Batu Lubuk Pakam dan Pasar VII desa Manunggal Deli Serdang itu, sempat ada 'kabar tak sedap' pada beberapa bulan lalu, pagi jelang siang mereka ada kena penggrebekan, tutup sebentar namun sore sudah buka, kejadiannya sepertinya digrebek Ecek-ecek, karena permasalahan pembagian saya rasa bang tidak sampai, demikian ucap narasumber.
"Apalagi lokasi yang di Bakaran Batu Lubuk Pakam itu tidak begitu dengan masjid bang, setidaknya hanya 700 meter, itulah bang hebat nya bos pengelola tempat judi ini, sampai tokoh agama dan masyarakat pun bungkam semua," herannya.
Dijelaskannya, untuk masuk ke lokasi tidak bisa sembarangan, sebab pemain selalu diawasi oleh sejumlah aparat diduga oknum TNI
"Selain aparat, ada juga preman yang berjaga di warung depan sebagai Pos Penjagaan. Makanya tidak sembarangan orang bisa masuk ke lokasi itu, karena pasti dihadang dan ditanyai sama oknum aparat yang berjaga. Kalau bukan pemain, langsung diusir, gak diperbolehkan masuk," terang FN.
"Selain mempekerjakan oknum aparat dan preman, bos judi (AK) juga diduga telah memberi upeti 'Setoran Besar' ke Oknum pimpinan di Polresta Deli Serdang dan Polrestabes Medan, mungkin sampai ke Polda atau bahkan tidak tertutup kemungkinan, sampai ke Oknum pimpinan di Kodam I/BB juga saya rasa bang, karena tidak ada penindakan tegas Dari pihak polisi atau TNI yang berani serius menggrebek dan memusnahkan tempat ini apalagi mesin nya tidak bergeser sama sekali bang dari lokasi dan pemain pun nyaman main judi disini," pungkas FN.
"Kalau polisi, pastilah sudah dikondisikan sama bos judinya (AK) itu bang. Kalau tidak, pasti sudah digerebeklah dari awal buka dan di Segel permanen. Ini kan tidak, walau sudah beberapa bulan beroperasi dan berkali-kali dimuat dalam pemberitaan, tak ada sekalipun polisi yang datang serius lakukan penggrebekan," imbuhnya
Sementara ditempat terpisah, sebut saja Patma (48) warga Bakaran Batu, Lubuk Pakam dan Gunawan (34) Warga Jln Marelan Raya, Medan Labuhan, mengaku sudah sangat resah dengan keberadaan lokasi-lokasi judi itu.
Sebab menurut mereka, sejak lapak judi itu beroperasi didaerahnya, banyak terjadi aksi kejahatan seperti pencurian, jambret bahkan perampokan.
Karenanya, Patma dan Gunawan mewakili emak-emak serta warga Bakaran Batu, Lubuk Pakam dan Warga Jln Marelan Raya, Medan Labuhan, berharap Pangdam I/BB, Mayjen TNI Rio dan Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Wisnu Februanto untuk segera turun tangan menggerebek dan menutup lokasi judi tersebut, jangan ada pembiaran.
"Kalau memang polisi atau TNI tidak bisa menutup lokasi judi itu, biar kami masyarakat/kaum emak-emak yang turun tangan untuk menutupnya. Dan jangan salahkan kalau nanti masyarakat bertindak anarkis," ujar Patma didamping sejumlah emak-emak,
Namun walau berita yang sudah ramai dimuat hanya seperti hiburan saja, markas judi tersebut hanya tutup satu hari dan beberapa Jam nya kemudian dibuka beroperasi kembali, diduga Kapolda Sumut dan Pangdam I/BB terkesan 'tutup mata' terkait dua markas praktik judi yang dioperasikan oleh pengelola AK.
(Rel/Tim Sumut)