-->



Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

Home Layout Display

Posts Title Display


404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page


MEDAN || SUMATERA UTARA, WartaONE.CO.ID -


Para Pejabat menggemakan, bahwa Narkoba sudah menggurita di Indonesia. Profesor Yasonna H.Laoly,SH.,MSc.,Ph.D, dalam bukunya JERAT MEMATIKAN Narkoba menulis :"Gurita narkoba kian membabibuta saja". Ada Herman Hery yang Ketua Komisi III DPR RI menulis di prolog buku DR.HINCA IP PANDJAITAN XIII SH.,MH.,ACCS. Pada buku Hinca yang berjudul BNN BUBAR ATAU SANGAR tertuang prolog Herman hal Negara Tidak Serius Mengatasi Narkoba.

Ketua Komisi III Herman berujar :"Saya tidak katakan, bahwa bandar narkoba sudah menyusup ke DPR, karena mereka tidak butuh DPR". Fakta bicara, bandar besar berkolaborasi dengan jaringan pengedar narkoba. Ada 99 jaringan pengedar narkoba di Indonesia. Hal logis jika ada jaringan yang menyamar (kamuflase) sebagai anggota legislatif di Indonesia. Lihat contoh kasus. Usman Sulaiman anggota DPRD di Bireuen Aceh tertangkap membawa 25 kg sabu-sabu pada tanggal 20 April 2021.

Bukan hal yang mustahil jika 99 jaringan narkoba itu penuh trik samaran ke segenap lapisan kehidupan masyarakat, termasuk ke legislatif. Di alam natural, hewan Gurita aktif melakukan penyamaran untuk mengecoh setiap musuhnya. Selain itu, hewan Gurita asli punya 9 otak, 3 jantung, dan 8 lengan yang sekaligus berfungsi sebagai kaki-kaki. Bedanya gurita asli hewan, dan gurita narkoba, yaitu gurita asli tanpa senjata penyerang musuhnya. Tapi gurita narkoba lengkap dengan pengawal, dan persenjataannya.

Jaringan narkoba berkamuflase lagi. Sujito si Pemilik KTV Bar & Resto Ferrari Siantar membayar oknum anggota TNI untuk memuluskan aksinya. Pada Jumat, 25-06-2021 Praka Awaluddin Siagian anggota Kompi Bantuan Yonif 122/TS terciduk unsur TNI, dan Poldasu terkait pembunuhan Pemimpin Redaksi salah satu media online di Siantar (pemberitaan KTV Bar & Resto jadi sarang narkoba).
Tentu ada penegak hukum yang terlibat juga di jaringan pengedar narkoba.
Akar permasalahan Gurita narkoba diantaranya penegakan hukum yang lemah.

Profesor Yasonna Laoly melihat, bahwa para tahanan narkoba tetap berjibaku menggerakkan sindikat jaringan narkobanya, walau di penjara. Tentu terkait pula di akar permasalahan pertama, yaitu hal permintaan pasokan narkoba yang sangat besar.
Gurita asli terima kartu mati sewaktu berreproduksi. Namun ada 200.000 telur yang menetas menjadi bayi gurita. Gurita narkoba berreproduksi bentuk sistem sel terputus. Bahaya untuk daya juang bangsa Indonesia.

Apa upaya setiap warga negara yang belum terpapar narkoba?. Selain tidak coba-coba narkoba, tentu aktif menjaga sanak saudara dari pengaruh buruk narkoba.
Kapolri sudah mencanangkan Kampung Tangguh Narkoba di Indonesia. Aktiflah di dalamnya. Tetap menggaungkan hal Gurita narkoba si penghancur daya juang bangsa Indonesia.

Seiring dengan gencarnya Gurita narkoba mencuci hasil kejahatannya di banyak bidang, terutama dibidang investasi maka Negara / Pemerintah seharusnya segera menutup investasi tersebut.
Selain bidang investasi, pencucian uang di bidang real estate, konstruksi, dan banyak bidang lainnya.
Kalaulah Pemerintah / Aparat dapat mentuntaskan hal pencucian uang narkoba, penulis yakin Gurita narkoba terselesaikan segera.

Akhirnya, kita ingat pesan Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia, Muhammad Mustofa :"Ada skenario besar untuk membuat Indonesia lemah. Hal ini dikarenakan ada kekhawatiran Indonesia akan menjadi negara kuat, dan besar secara ekonomi, industri, dan militer". Gurita narkoba pun merajalela.
(R.LSiregar,S.Pd).
Leave A Reply